Beberapa saat yang lalu dengan maksud untuk menemani seorang teman yang berasal dari luar kota karena sudah berkali-kali dia merengek-rengek ditemani wisata kuliner legendaris khas Malang, dan akhirnya aku yang sibuk sebagai orang yang baru menikmati dunia kerja setelah lulus kuliah ini menemukan waktu yang pas buat marathon malang’s legend culinary!
Rencana awal, kita bakal nyoba beberapa kuliner khas Malang dalam satu hari yaitu Soto Sempu di jl. Sempu, Orem-Orem Pak Tik di Jl. Comboran, Tahu Lontong Depot Lonceng di Kota Lama, dan diakhiri dengan Es Teler Rampal. Kalau kalian belum tau Malang coba check di google map, dan perhatikan rute yang bakal kita tempuh ternyata meskipun bisa searah tapi jalan harus kita lalui adalah jalan-jalan sempit dan ribet karena tempat-tempat kuliner tersebut berada di wilayah yang “nyelempit” dengan parkir yang sempit. Biasanya aku kemana-mana naik motor, namun berhubung kita berempat rasanya kurang afdol kalau naik motor saling berboncengan entar malah kaya orang tour. Untung si Mami mau minjemin Toyota Agya nya yang baru di beli sekitar satu bulanan. Hehehe Makasih Mami :*
Meluncurlah kita ke TKP yang pertama yaitu Soto Sempu yang terletak di Jl. Sempu (utara lapangan sampo) Malang. Baru setengah perjalanan ternyata hujan deras tiba-tiba mengguyur waah, untung naik mobil tadi jadi ga bakal kehujanan! Sampai diwilayah Sempu, kita masih harus nyari-nyari tuh lapak soto dan benar saja perkiraan kita, jalannya sempit dan ga rata! Tapi ga masalah karena nih mobil gesit banget walaupun jalannya penuh bebatuan. Setelah muter beberapa kali kita baru ngeh kalau ternyata lapak soto sempunya TUTUP! yasudah, daripada buang waktu kecewa kita langsung meluncur ke TKP kedua yaitu Orem-Orem Pak Tik.
Orem-Orem Pak Tik terletak di area Comboran dimana daerah ini banyak banget lapak pinggir jalan yang jual barang bekas, dan orem-orem pak tik terletak diantara para lapak pinggir jalan itu. Gak susah untuk mencapai lokasi ini karena jalan yang kita lalui memang jalan besar, tapi masalahnya tempatnya minim banget buat parkir mobil dan hujan deres banget, jadi gak mungkin kita cari parkir yang terlalu jauh. Gak disangka situkang parkir ternyata dengan baik hati ngasih kita space parkir tanpa mengganggu pintu masuk orem-orem! Thank God aku pakai mobil yang cukup slim!
Udah lapar banget langsung pesen Orem-orem komplit dengan Telur Asin seharga Rp 7.000 dan teh anget! Hautjek sincingping! Kombinasi tempe dan lontong dengan kuah santan yang menyerupai kare dan kecap manis diatasnya plus satu butir telur asin! HEAVEN!! apalagi saat hujan deres dan dingin, jadi nikmat banget makan yang anget-anget.
Setelah cukup puas bercengkrama dengan Pak Tik yang telah menjual Orem-orem sejak tahun 90an, kita langsung melesat ke Tahu Telor Depot Lonceng yang terletak di daerah Kota Lama depan Klenteng Eng An Kiong.
Untuk menuju lokasi ketiga, ditengah jalan kita dihadapkan dengan banjir yang ada dibawah fly over Kota Lama. Awalnya kita sempet ragu untuk menerobos banjir tersebut karena takut air bakal merembes masuk atau terperosok dilubang jalan. Sempat ingin putar balik dengan mengambil rute yang lebih jauh, namun temenku meyakinkanku untuk terobos saja banjirnya karena dia yakin Toyota Agya tidak mungkin selemah itu sampe mempersilahkan air banjir masuk. Dengan kekuatan Bismillah akhirnya kuterobos banjir yang kira-kira se betis orang dewasa dan kita sempat berhenti di tengah banjir karena lampu merah. YES, airnya ga masuk kedalam dan mesinpun gak rewel atau macet walaupun terendam cukup lama kira-kira selama 10menit dan akhirnya kita sampai di Tahu Telor Depot Lonceng dengan parkir yang cukup sempit, tapi masih ada space untuk mobil kita.
Karena masih kenyang, kita cuma pesen Tahu Telor tanpa nasi ataupun lontong dengan minum Es Strop (minuman jaman lawas seperti es sirup).
Dari kuliner kedua ini kita sudah mengalami food coma alias kekenyangan! karena memang yang kita makan jenis makanan berat semua dan kita berniat untuk menuntaskan misi culinary legend hari itu dengan Es Teler Rampal. Karena letaknya yang cukup jauh dan pada saat itu sudah sore sekali ditambah macetnya jalanan sehabis hujan membuat kita malas untuk pergi dan memutuskan untuk mencari camilan penutup disekitar wilayah Betek.
Suasana yang dingin sehabis hujan ditambah rasa kenyang dan nyamannya kursi duduk mobil ini bikin ketiga temanku tertidur pulas diperjalanan. Aku cuma bisa geleng-geleng kepala sambil mendengarkan musik yang mengalun dari Audio yang canggih.
Setelah setengah jam, kita sampai di Gedhang Ganteng yang menyediakan aneka pisang goreng yang disemir dengan berbagi macam selai. Meskipun ini bukan merupakan kuliner legendaris, tapi cukup memuaskan hasrat perut kita untuk mengunyah dessert.
Dan akhirnya selesai juga perjalanan kita sehari penuh setelah mengantarkan ketiga temanku kerumahnya masing-masing (yang satu di daerah Belimbing, satunya lagi di Dinoyo, dan yang lain lagi di Galunggung. Sedangkan rumahku di daerah Sigura-gura ITN) dan uniknya lagi, aku masih merasa tidak perlu mengisi bensin walaupun saat berangkat tadi indikator menunjukkan ditengah dan hingga aku sampai rumah indikator hanya turun 2 stip. Hemat!
Next time mau nyobain pake Toyota Agya buat nyetir jarak jauh antar propinsi dulu deh, kayaknya pas banget nih buat jadi teman hunting kulineran di kota lain. Udah Hemat, Safety, Nyaman, dan Stylish lagi! Ketagihan coy trip pake Toyota Agya. :)
BACA JUGA
Essential reading for travel and culinary.