Siapa disini yang selalu membayangkan kalau Sego Buk itu identik dengan harganya yang cukup menguras kantong? Apalagi varian lauk pauknya aka Jerohan yang pastinya menggoda iman dan takwa bikin kita gak cuma makan pake satu jenis lauk.
Akupun begitu gaes! That’s why aku jarang banget atau bahkan gak pernah makan Sego Buk karena pikir-pikir sama harganya. Hingga temen kuliahku mengajak aku untuk makan Sego Buk langganannya yang katanya enak dan murah.
Penasaan? Pastinya.
Berangkat pagi-pagi sekitar jam 07.00 kita meluncur ke arah pasar besar Malang, hingga berhenti di gang Bank CIMB Niaga. Bagian depan gang sudah rame orang berkerumun kaya kerumunan orang lagi lihat kecelakaan. Setelah parkir, langsung aku bergabung dengan kerumunan itu dan tenyata ada seorang nenek-nenek yang tengah duduk dikelilingi oleh banyak wadah yang bersikan nasi dan setempeh aneka lauk pauk goreng.
Yes, nenek itu lagi ngejualin orang-orang tersebut Sego Buk, atau biasanya orang kenalnya Nasi Madura. Jadi sepengalamanku, disini kalau pas kamu antri kamu pasif pasti si nenek akan ngejualin terus orang yang aktif.
Lauk yang bisa kalian pilih ada paru, babat, ayam, empal, usus, ati ampela, dan juga peyek yang terbuat dari parutan kelapa yang rasanya manis gurih dan dipadukan dengan sayur lodeh pedas dan sambal khas sego bhuk.
Porsinya cukup banyak, dan biasanya aku request setengah aja untuk nasinya dengan lauk babat. porsi melimpah dan potongan lauk pauk yg gak pelit, kmu cukup membayar 20rb aja nih. Dijamin kenyung.
Gak lupa buat menambahkan peyek kelapa yang teksturnya seperti kerak, dengan rasa manis beserta sensasi “gosong” yang khas. Unik banget jika dinikmati berbarengan dengan nasi yang sudah tersiram kuah lodeh ala sego buk ini.